Jumat, 20 Januari 2023
πππ✝️π πππππ
πππππππππππππ
πππ‘. π·π. πΈπππ π‘π’π πππππππ
Kita melihat dunia ini makin hari makin banyak bahaya dari berbagai aspek hidup. Kita melihat adanya obat-obatan yang ternyata bisa merusak organ tubuh yang vital, dan baru ditemukan baru-baru ini, dimana sudah ada korban. Sementara pandemi COVID juga belum tuntas habis dan masih menjadi ancaman. Munculnya varian baru di Singapura yang ditengarai sudah sampai di Indonesia. Semua ini merupakan fakta kehidupan yang terjadi di lingkungan kita. Belum lagi kejahatan manusia yang makin memuncak. Orang yang semakin nekat merampok, mengambil milik orang lain, membunuh. Pendeknya, bahaya ada di mana-mana.
Tetapi, ada satu hal yang harus kita ingat selalu, bahwa *Tuhan tidak berubah. Kuasa-Nya tidak berubah, kasih setia-Nya tidak berubah*. Di tengah-tengah situasi dunia seperti ini, yang harus dilakukan adalah kita harus sungguh-sungguh memercayai Pribadi-Nya. Ini bukan satu hal yang mudah, karena Allah tidak kelihatan. Allah bukan saja tidak kelihatan, tetapi Allah seperti kadang-kadang tidak ada. Dalam pengalaman hidup, ada orang yang sudah berdoa, tetapi Tuhan juga tidak atau belum menjawab doanya. Ada orang yang sudah meminta sesuatu dengan sungguh-sungguh, tetapi Tuhan tidak mengabulkan. Hal itu sebenarnya bisa menimbulkan semacam kemarahan di dalam hati, walaupun sering tidak diungkapkan.
Kalau kita peka, di dalam diri kita ada perasaan-perasaan yang cenderung memberontak daripada menyerah dan mengucap syukur. Tetapi, mari kita belajar untuk mengenal Allah dengan benar, dan menerima keberadaan-Nya dengan segenap hati. Tidak ada jalan lain kecuali kita benar-benar menginvestasikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk menemukan Allah. Bicara “menemukan Allah” seakan-akan Allah hilang atau tidak ada. Allah tidak pernah tidak ada, karena Allah Mahahadir. Allah ada di tengah-tengah kita. Allah meliputi jagat raya. Allah yang mengatur tatanan jagat raya dan tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya.
Tetapi, kita yang tidak mampu menyentuh Allah. *Bukan karena Allah tidak mau disentuh, tetapi karena manusia berkeberadaan tidak bisa dan tidak mampu menyentuh Allah*. Kalau seseorang mau menggapai sesuatu di ketinggian 2 meter misalnya, dia tidak sanggup melompat. Atau di ketinggian 5 meter, ia tidak sanggup meraih. Allah ada di ketinggian tertentu atau kawasan tertentu, yang hanya bisa digapai oleh orang-orang tertentu. Tidak semua orang bisa. Ini bukan karena Allah menentukan siapa yang bisa dan yang tidak bisa menggapai Dia. Bukan karena Allah telah mendekritkan, mempredestinasikan, menentukan siapa yang bisa meraih Allah dan yang tidak bisa meraih Allah. Allah tidak menentukan demikian. *Semua orang diberi kesempatan untuk meraih Dia, tidak terkecuali*.
Tetapi ini tergantung kepada masing-masing individu, apakah mau sungguh-sungguh menggapai atau mencapai Allah atau tidak? *Jadi, jangan berpikir bahwa kita tidak memiliki karunia khusus untuk menemukan Allah, karena kita tidak diberi karunia untuk itu*. Itu penipuan dari Iblis, penipuan dari kuasa kegelapan. Orang-orang yang tertipu oleh kuasa kegelapan yang merasa dirinya tidak bisa mencapai atau menggapai Allah karena ketidakberdayaannya, dan dia merasa bahwa dia tidak akan pernah berdaya, akan selalu berada dalam ketidakberdayaan. Dan lebih konyol lagi, kalau sampai orang berpikir bahwa hanya orang-orang tertentu yang mampu mencapai Allah, karena Allah yang menentukan. Itu salah, itu keliru.
Allah memiliki tatanan. Allah tidak bisa digapai atau dicapai oleh sembarang orang. Tatanannya apa? Tatanannya adalah Dia kudus, dan yang mencapai Dia, tentu harus orang yang hidupnya kudus. Yesaya 59:2 mengatakan, _“Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu_.” Jadi, bukan karena Tuhan tidak punya telinga untuk mendengar, atau karena tangan-Nya terlalu pendek, melainkan karena dosa dan kejahatan yang umat lakukan. Jadi, di tengah-tengah kondisi dunia yang banyak bahaya ini, maka kita harus memiliki perlindungan yang teguh dan sempurna. Hal itu hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang berjalan dengan Tuhan, karena itu bukan sesuatu yang tidak bisa dicapai; bukan ditentukan oleh Allah, tetapi ditentukan oleh diri kita sendiri.
Karena sejatinya, Allah membuka Diri untuk ditemukan. Seperti yang dikatakan firman Tuhan, _“Tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi atau di tempat bumi yang gelap. Tidak pernah Aku menyuruh keturunan Yakub untuk mencari Aku dengan sia-sia. Aku, Tuhan, selalu berkata benar, selalu memberitakan apa yang lurus_.” Jadi, *untuk menyelesaikan semua masalah hidup, hanya satu jalan, yaitu kesucian*. Dan itu tentu harus dilatih setiap hari, mulai dari perkara-perkara kecil. Hal ini selalu harus kita perhatikan, agar kita bisa diselamatkan.
Tuhan Yesus memberkati
Pdt. Dr. Erastus Sabdono
*SEMUA ORANG DIBERI KESEMPATAN UNTUK MERAIH DIA, TIDAK TERKECUALI.*
Tags:
#Religi