Kamis, 30 Maret 2023
πππ✝️π πππππ
πππππππππππππ
Ber-Tuhan itu bukan saja “mengasyikkan,” namun “sangat mengasyikkan,” indah, dan mulia. *Mengenal Allah harus melalui perjumpaan secara langsung*. Itulah sebabnya mengapa berinteraksi dengan Allah itu mengasyikkan. Berinteraksi lewat doa, Firman, dan tentu lewat pengalaman hidup sehari-hari. Kalau ada orang yang tidak berniat berinteraksi atau tidak mau berurusan dengan Tuhan, tidak menjadikan Tuhan sebagai pilihan, itu bukan saja keputusan yang salah, melainkan keputusan yang mencelakakan. Apa pun masalah hidup yang kita hadapi, seberat apa pun beban yang sekarang kita sedang pikul, penderitaan seberat apa pun yang kita sedang alami, kesulitan, kesukaran apa pun yang kita sedang jalani, jangan berhenti memilih Tuhan untuk menjadi satu-satunya pilihan hidup. *Jangan berhenti mencari Tuhan, berinteraksi dengan Tuhan, supaya kita bisa benar-benar mengalami bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah Allah yang hidup*.
Percaya kepada Allah sebagai Pribadi yang hidup dan nyata, bukan sesuatu yang mudah. Kalau orang terlahir dalam lingkungan masyarakat beragama, percaya kepada Tuhan itu mudah. Tetapi, untuk benar-benar percaya karena mengalami percaya tersebut dan menghayati secara benar dari pengalaman, tidaklah mudah. Kenyataannya, tidak banyak yang bisa sampai pada taraf itu. Buktinya, lihat perilaku masyarakat dan individu. Ada masyarakat yang secara pandangan mata, secara lahiriah, agama begitu dominan, tetapi perilakunya buruk. Sering terjadi pencurian, tawuran, konflik horizontal, daerahnya tidak aman, masyarakatnya tidak ramah, sehingga orang asing yang datang pun tidak merasa nyaman. Ini masyarakat yang secara lahiriah ber-Tuhan, agama sepertinya dominan, namun perilakunya tidak menunjukkan bahwa mereka percaya Allah ada.
Kalau mereka percaya Allah ada, pasti masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang nyaman dan sejahtera; tidak ada pencurian atau konflik. Kalau ada orang asing hadir di tengah-tengah mereka, orang asing tersebut bisa merasa nyaman. Dalam hal ini, *kepercayaan masyarakat kepada agama, belumlah kepercayaan yang benar*. Sebaliknya, budaya yang baik dalam satu masyarakat, lebih dari keberagamaan orang-orang yang percayanya tidak berkualitas itu. Ada satu masyarakat yang agamanya dianggap tidak dominan atau dianggap tidak memercayai Allah yang benar, tetapi berperilaku baik. Budayalah yang membuat mereka berkeadaan seperti itu. Jadi, budayanya lebih baik dari keyakinan keberagamaan masyarakat tersebut. Ini fakta-fakta yang ada di masyarakat dalam kehidupan di dunia ini.
Kalau secara individu, orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan dari pengalaman hidup di mana dia bisa berinteraksi dengan Allah, itu luar biasa. *Individu itu pasti menjadi individu yang tidak berduri; tidak menyakiti sesama*. Pasti ia berperilaku bukan saja baik, sebab orang tidak ber-Tuhan pun bisa baik; ia bisa menjadi sangat baik. Hidupnya akan memberkati orang lain; membuat orang lain sejahtera, teduh, damai, tertolong. Kalau orang benar-benar mengalami Tuhan, ia menjadi _helpful_ terhadap sesama. Pasti memiliki perasaan kasih sayang yang dalam terhadap sesama. *Orang yang berinteraksi dengan Tuhan, pasti memiliki keberanian menghadapi berbagai persoalan hidup*, karena meyakini bahwa Allah yang dia sembah, Allah yang hidup, Allah yang nyata, Allah yang hadir, Allah yang berkuasa. Ia tidak akan mengandalkan kekuatan diri sendiri, tetapi mengandalkan kekuatan Allah.
Oleh sebab itu, apa pun keadaan kita hari ini; apa pun masalah yang kita hadapi, jangan membuat kita kendur di dalam mencari Tuhan. Kita harus terus mencari Tuhan. Bagaimana mencari Tuhan itu? Kita harus praktik: *berdoa*. Berdoa bukan hal yang mudah. Kadang-kadang atau pada umumnya, berdoa 10 menit itu begitu sulit, terasa panjang, dan lama. Apalagi 30 menit, apalagi 1 jam. Sehingga, tidak banyak orang yang sanggup melakukannya. Tetapi, kita harus mengambil keputusan memberi ruangan hidup, menyediakan waktu, menyediakan tempat—jika ada—untuk bertemu Tuhan setiap hari, minimal satu jam. Harus kita jadwalkan. *Kita harus membakar hati dengan minat untuk berdoa*.
*Berdoa bukan hanya karena kita mau meminta sesuatu, tetapi berdialog*. Memang sulit, berdialog dengan Dia yang tidak kelihatan, bahkan kadang-kadang terasa tidak ada, tidak muncul, tidak hadir, tidak peduli. Kita harus tetap duduk diam menantikan Tuhan. Berdoa menjadi kesenangan kita, seperti kita mau wisata, mau makan, mau menikmati sesuatu yang menjadi kesukaan kita. Banyak hal bisa terjadi, ketika kita mencari hadirat dan wajah Tuhan. Ada kebingungan-kebingungan yang akan digantikan dengan pengertian, keyakinan, kekuatan, dan ketabahan. Kalau kita melakukan hal ini, kita yang mengalami persoalan dan pergumulan berat, akan menjadi kuat, lebih kuat dari kalau kita tidak berdoa. Banyak pertanyaan yang akan terjawab. Tuhan akan beri kekuatan dan penghiburan; kita akan kuat menghadapi berbagai pergumulan dan persoalan-persoalan hidup jika kita berdoa.
Tuhan Yesus memberkati
Pdt. Dr. Erastus Sabdono
KITA AKAN KUAT MENGHADAPI BERBAGAI PERGUMULAN DAN PERSOALAN-PERSOALAN HIDUP, JIKA KITA BERDOA.
Tags:
#Religi